Perkataan Kontroversial dari Cendikiawan Muslim
Tulisan dibawah ini dibuat bukan bermaksud untuk menjelekkan beberapa pihak, tetapi hanya untuk menasihati pihak-pihak yang terkait, agar dalam bertutur kata lebih arif, berhati-hati, dan santun, apalagi yang menjadi objek paerkataan adalah agama mereka, yang mereka yakini sebagai agama yang benar. Banyak dikalangan mereka mereka-reka agama dengan dalih bercanda, progresifitas, HAM, dll. Berikut perkataan para cendikiawan muslim yang dianggap oleh mayoritas umat muslim sangat kontroversial:
1) Gus Dur
Gus Dur |
"Saya tidak suka yang 'islam-islam' itu. Ini Indonesia. NU menolak yang 'islam-islam itu". (detikNews, Jumat, 27/04/2007 22:30 WIB).
"Sebenarnya, jangankan Tionghoa atau Konghucu, PKI pun saya lindungi". (Jawa Pos, Senin, 26 Januari 2009).
"Takwa atau ketakwaan, kata Gus Dur, itu bermakna takut kepada Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang betul-betul takut pada Tuhan, imbuhnya, dia telah bertakwa. "Tidak peduli muslim atau bukan", ujarnya. (www. wahidinstitut.org. Selasa, 29 Januari 2008, 05:01)
Candaan Gus Dur tentang Sopir Metro omini dan Juru Dakwah sbb:
Di pintu akherat seorang Malaikat menanyai seorang sopir Metro mini. "Apa kerjamu selama di dunia?" tanya Malaikat itu.
"Saya sopir Mtro Mini, Pak". Lalu Malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.
Lalu datang Gus Dur dengan dituntun ajudannya yang setia. "Apa kerja kamu di dunia?" tanya Malaikat kepada Gus Dur.
"Saya mantan Presiden dan juga juru dakwah Pak...", lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes.
"Pak kenapa kok saya yang mantan presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir metro....?" Dengan tenang Malaikat menjawab: "Begini Pak..Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur....sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa" (mbs). Sumber: http// news. okezone. com/ GUSDUR/ index. php/ ReadStory/2009/06/22/64/231593/ sopir-metromini-dan-juru-dakwah
Kemudian perkataannya mengenai ucapan Assalamu'alaikum Wr Wb pada saat melaksanakan shalat bisa digantikan dengan selamat pagi, tengok kanan, tengok kiri, dan yang tak kalah heboh, beliau mengatakan bahwa al-Quran adalah kitab suci terporno didunia karena didalamnya memuat ayat menyusui anak berumur 1-2 tahun. "Menyusui berarti mengeluarkan 'tetek', berarti itu pornografi", ujarnya.
2) Said Aqil Siradj
Said Aqil Kafirkan Sahabat
"Sejarah mencatat, begitu tersiar berita Rasulullah SAW wafat dan digantikan oleh Abu bakar (b kecil dari pemakalah), hampir semua penduduk jazirah Arab menyatakan keluar dari islam. Seluruh suku-suku di tanah Arab membelot seketika itu juga. Hanya Madinah, Makkah dan Thaif yang tidak menyatakan pembelotannya itu. Ini pun, kalau dikaji secara seksama, bukan karena agama, bukan didasari keimanan, tapi karena kabilah. Pikiran yang mendasari sikap orang Makkah untuk tetap memeluk Islam adalah logika bahwa kemenangan islam adalah kemenangan Muhammad, sedang Muhammad adalah orang Quraisy, penduduk asli kota Makkah, dengan demikian, kemenangan Islam adalah kemenangan suku Quraisy, kalau begitu tidak perlu murtad. Artinya, tidak murtadnya Makkah itu bukan karena agama, tapi karena slogan yang digunakan oleh Abu Bakar di Bani Saqifah: "al-Aimmatu min Quraisy", bahwa pemimpin itu berasal dari Quraisy. Dan itu sangat ampuh bagi Quraisy". (Dr. Said Agil Siradj, makalah berjudul Latar Belakang Kultur dan Politik Kelahiran ASWAJA, hlm 3-4)
"Tauhid Islam dan Kristen Sama Saja"
Dalam buku Menuju Dialog Teologis Kristen-Islam yang ditulis Bambang Noorsena, Said Aqil Siradj memberi kata penutup:
"Dari ketiga macam tauhid diatas (tauhid al-rububiyyah, tauhid al-uluhiyah dan tauhid asma' wa shifat), maka tauhid Kanisah Ortodox Syiria tidak memiliki perbedaan yang berarti dengan Islam. Secara al-rububiyah, Kristen Ortodox Syiria jelas mengakui bahwa Allahg adalah Tuhan sekalian alam yang wajib disembah. Secara al-Uluhiyah, ia juga mengatakan Laa ilaaha illallah: "Tiada Tuhan (ilah) selain Allah", sebagai ungkapan ketauhidannya. Sementara dari sisi Tauhid sifat dan asma Allah secara substansial tidak jauh berbeda. Hanya ada perbedaan sedikit tentang sifat dan asma Allah tersebut". (hal 165)
"Jika dalam Islam (sunni) kalam Tuhan Yang qadim itu turun kepada manusia (melalui Muhammad) dalam bentuk al-Quran, maka Kristen Ortodox Syiria berpandangan bahwa kalam Tuhan turun menjelma
(tajassud) dengan Ruh al-Quddus dan perawan Maryam menjadi manusia . Perbedaan ini tentu saja sangat wajar sekali dalam dunia teologi, termasuk kalangan teologi islam" (hal 165-169)
"Walhasil, keyakinan Kristen Ortodoks Syiria dengan Islam (Sunni), walaupun berbeda dalam peribadatan (syariah), pada hakikatnya memiliki persamaan yang sangat substansial dalam bidang tauhid" (hal 166).
3) Masdar F Mas'udi
Permasalahan Waktu Haji
"Masdar F Mas'udi, dikenal gagasannya tentang waktu-waktu berhaji (terutama wukuf di Arafah). Menurut Masdar F Mas'udi bahwa ayat jangan dikorbankan oleh hadist (al hajju Arafah, haji itu adalah wukuf di Arafah pada hari Arafah) maka wukuf menurut Masdar tidak dibatasi hanya tanggal 9 Dzul Hijjah tetapi sesuai dengan al-Quran Al Hajju Assyhurun Ma;'ummat (haji itu dalam bulan-bulan tertentu-yakni, Syawal, Dzul Qa'dah, dan Dzul Hijjah"
4) Ulil Abshar Abdalla
Menjawab pertanyaan tentang Pluralisme agama.
Kutipan:
"Ada hadist yang mengatakan, "tamsil agama yang saya (Muhammad) bahwa seperti batu bata yang saya letakkan disudut dari sebuah bangunan yang hampir lengkap". Artinya islam ini hanya menyempurnakan saja, bukan membatalkan atau mengamandemen. Ibnu Arabi mengatakan semua agama itu baik karena datangnya dari Allah.
5) Musa Ash'ari
"Allah itu banyak. Sebanyak kepala yang dimiliki manusia".(Pak Musa Guru Kami, hlm 163)
"Orang Islam senangnya membuat masjid bukan membuat pasar. Padahal, yang masuk surga duluan orang yang membuat pasar, karena khairunnas an fau'uhum linnas.
(Ibid, hlm 168)
6) Abdul Munir Mulkhan
Pluralisme Agama
"Bentuk-bentuk ritual yang sakral yang selama ini cenderung lebih "memanjakan" Tuhan dan tidak manusiawi, perlu dikembangkan sehingga menjadi ritus-ritus kultural yang sosiologis dan humanis. Tuhan Yang Maha Tunggal itu adalah Tuhan yang diyakini pemeluk semua agama didalam beragam nama dan sebutan. surga dan penyelamatan Tuhan itu adalah surga dan penyelamatan bagi semua orang disemua zaman dalam beragam agama, beragam suku bangsa dan beragam paham keagamaan. Melalui cara ini, kehadiran Nabi Muhammad, Budha Gautama, Konfusius, atau pun Nabi dan Rasul agama lain, mungkin menjadi lebih bermakna bagi dunia dan sejarah kemanusiaan.... Tuhan semua agama pun mungkin begitu kecewa melihat manusia menggunakan diri Tuhan itu untuk suatu maksud meniadakan manusia lain hanya karena berbeda pemahaman keagamaannya" (Virus Liberalisme di Perguruan Tinggi Islam, hlm 191)
"Ketunggalan dan kemutlakkan hanya pada Tuhan semata, bukan tafsir yang relatif, plural, dan terbuka. Ketunggalan-Nya tampil dalam realitas sosial plural, kemutlakkan-Nya tampil didalam kerelatifan. Tuhan dan ajaran-Nya tetap eksklusif, tunggal, mutlak, dan sempurna, karena itu bisa tampil berbeda sesuai zaman dan budaya pemeluk. Tuhan dan ajaran-Nya tak pernah dikenal, karena itu universal dan tetap dalam kemutlakkan. Dari sini bisa diharap tumbuhnya apresiasi HAM, demokrasi, dan pluralitas pemahaman ajaran Tuhan yang bebas dari kekerasan" (Ibid, hlm 187)
7) Siti Musdah Mulia
Legalisasi Homoseksual/Lesbian (Kawin Sesama Jenis)
"Bahkan, menarik sekali membaca ayat-ayat al-Quran soal hidup berpasangan (Ar Rum: 21, Az-Zariyat: 49, dan Yasin: 36) disana tidak dijelaskan soal jenis kelamin biologis, yang ada hanyalah soal gender (jenis kelamin sosial). Artinya, berpasangan itu tidak mesti dalam konteks hetero, melainkan bisa homo, dan bisa lesbian. Maha suci Allah yang menciptakan manusia denagan orientasi seksual yang beragam"
Selanjutnya, dia mengatakan,
"Esensi ajaran agama memanusiakan manusia, menghormati manusia dan memuliakannya. Tidak peduli apa pun ras, suku, warna kulit, jenis kelamin, status sosial dan orientasi seksualnya. Bahkan, tidak peduli apa pun agamanya. (Ibid, hlm 224)
"Dalam hal orientasi seksual misalnya, hanya ada satu pilihan, heteroseksual. Homoseksual, lesbian, biseksual, dan orientasi seksual lainnya dinilai menyimpang dan distigma sebagai dosa. Perkawinan pun hanya dibangun untuk pasangan lawan jenis, tidak ada koridor bagi pasangan sejenis. Perkawinan lawan jenis meski penuh diwarbai kekerasan, eksploitasi, dan kemunafikkaan lebih dihargai ketimbang perkawinan sejenis walaupun penuh dilimpahi cinta, kasih sayang dan kebahagiaan" (Ibid, hlm 225)
8) Amin Abdullah
Penafsiran Al Quran Melalui Metodologi Hermeneuitika
"Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk didalamnya perkembangan ilmu-ilmu sosial kemanusiaan, yang begitu pesat secara relatif memperdekat jarak perbedaan budaya antara satu wilayah dan wilayah yang lain. Hal demikian, pada gilirannya juga mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kesadaran manusia tentang apa yang disebut fenomena "agama". Agama untuk era sekarang tidak dapat lagi didekati dan difahami hanya lewat pendekatan teologis-normatif semata-mata. Pada penghujung abad ke-19, lebih-lebih pada pertengahan abad ke-20, terjadi pergeseran paradigma pemehaman tentang "agama" dari yang dahulu terbatas pada "idealitas" ke arah "historisitas", dari yang hanya berkisar pada "doktrin" ke arah entitas "sosiologis", dari diskursus "esensi" ke arah "eksistensi"". (Ibid 162-163)
Demikian beberapa paparan mengenai ungkapan-ungkapan para cendikiawan muslim yang menimbulkan pro dan kontra bagi umat muslim. Sebenarnya masih banyak perkataan yang lain, dan dari cendikiawan yang lain pula, akan tetapi karena keterbatasan waktu, maka akan dilanjutkan di waktu mendatang disertai sanggahan-sanggahan teori atau perkataan yang mereka ungkapkan. Wallahu 'alam bisshawab.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda