Naskah Pidato Singkat: Meneladani Akhlaq Nabi Muhammad SAW
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ
وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَبِهِ
أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
Dewan juri yang kami hormati, serta teman-teman yang kami cintai.
Dalam waktu yang singkat ini, perkenankan kami menyampaikan pidato yang
berjudul: Meneladani Akhlaq Nabi Muhammad SAW.
Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ
لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ
وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
Ibunda
Aisyah Radiyallahu ‘Anha pernah berkata:
كاَنَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
“Akhlak
Rasulullah adalah al-Qur’an.” (HR. Muslim)
Dalam kehidupan berbangsa, banyak
sekali inspirasi yang dapat kita gali dari perjalanan hidup Nabi Muhammad saw. Ketika
beliau hijrah dan menetap dari Mekkah ke Madinah, Nabi Muhammad saw mendapati
masyarakat Yatsrib yang beragam suku, ras, dan agamanya. Sebagai seorang utusan
terakhir, bukan berarti Nabi Muhammad saw lantas mendakwahkan Islam dengan
paksaan dan kekerasan.
Sebaliknya,
Rasulullah dan masyarakat Muslim berupaya menyampaikan kebenaran Islam dengan
jalan damai dan mengutamakan akhlak yang mulia. Dari cara dakwah ini, terbukti
tidak sedikit penduduk kota Madinah dengan sukarela dan sadar memeluk agama
Islam. Meskipun benar, Rasulullah dan para sahabat pernah melakukan peperangan,
akan tetapi perang tersebut dalam rangka melindungi keamanan bersama.
Menarik untuk dicatat, bahwa untuk menciptakan tata kelola
masyarakat Madinah yang beragam di atas, Nabi Muhammad saw mengajak seluruh
elemen masyarakat untuk membentuk kesepakatan bersama. Kesepakatan ini lantas menjadi
jaminan untuk hidup damai berdampingan. Meskipun dengan perbedaan suku, ras,
agama, dan kepercayaan, penduduk Madinah mendapatkan perlakuan dan perlindungan
hukum yang sama. Kesepakan ini lantas dikenal dengan Piagam Madinah.
Piagam Madinah menjamin kebebasan menjalankan kepercayaan
masing-masing suku. Perbedaan agama dan kepercayaan tidak mengurangi tanggung
jawab dan kewajiban menjaga keamanan kota Madinah. Bahkan jika sewaktu-waktu ada
ancaman dari luar, seluruh suku dan kelompok harus saling bersatu padu. Bekerja
sama untuk memperjuangkan ketentraman kota Madinah.
Tak heran apabila Tolstoy, seorang filsuf dan penulis besar dari
Rusia pernah mengungkapkan kekagumannya terhadap Rasulullah SAW lewat tulisan
artikelnya yang berjudul: Who is Muhammad?
"Muhammad is both a founder and a Messenger. He was among the
great men who served the social framework profoundly. It suffices him that he
guided a whole community to the light of truth and made it incline towards
peace and tranquility, pursue asceticism, and prevented it from shedding blood
and making human sacrifice, paving the way for development and civilization.
This is a great deed that only a strong man can do and a man like him is worthy
of respect and admiration."
Apa yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah
merupakan tindakan mulia yang patut kita tiru, sesuai dengan pepatah Jawa:
“Titikane aluhur, alusing solah tingkah bahasane lan legawaning
ati, darbe sifat berbudi bawalaksana (ciri orang mulia yakni, perbuatan dan
sikap batinnya halus, mempunyai sikap wibawa serta luhur budi pekertinya).”
Mudah-mudahan apa yang kami sampaikan bermanfaat dan bisa kita
amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Mohon maaf apabila ada tutur kata yang kurang
berkenan.
Nasrullumminallahi Wa Fathun Qarib.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
1 Komentar:
bagus banget
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda