Memaksimalkan Karunia Yang Diberikan Oleh Allah
Dalam firman-Nya yang suci, Allah memberikan bentuk dan gambaran
manusia dalam Q.S At-Tin ayat 4:
“Sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk.”
Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar
menjelaskan bahwa permulaan ayat ini diawali dengan sumpah. Artinya diantara
makhluk Allah yang ada dipermukaan bumi ini, manusia disumpah dan diciptakan
Allah dengan sebaik-baik bentuk; bentuk lahir-batin, bentuk tubuh-ruh. Bahkan
bentuk tubuhnya melebihi keindahan bentuk tubuh hewan lain, seperti ukuran
tubuh, bentuk wajah, dll. Karena keindahan tersebut, manusia dinamakan Basyar
yang mempunyai arti bahwa manusia memiliki wajah gembira.
Tidak hanya itu, manusia juga diberikan akal oleh Allah SWT untuk
berfikir. Sehingga, dengan perpaduan antara keindahan bentuk tubuh dan akal,
manusia dapat menjadi pengatur di permukaan bumi. Maka, tidak mengheran jika
Allah mengirimkan para Rasul dan Nabi dari gologan manusia untuk mendakwahkan
risalah-Nya.
Dengan adanya karunia tersebut, manusia diberi gelar oleh Allah SWT
sebagai khalifah yang bertugas mewujudkan kemaslahatan dengan ikut
melaksanakan kemanan dan menjaga ketertiban dunia. Manusia juga memberikan
sumbangsih besar untuk merawat bumi dan seisinya agar menjadi hunian indah
sebagai jembatan menuju kehidupan selanjutnya di akherat kelak.
Sayangnya, berbagai karunia yang Allah berikan seringkali dikufuri
oleh kebanyakan manusia. Mereka berpaling dari sifat syukur, sibuk dengan
permainan yang melalaikan, dan terjerumus kepada perkara hina, serta rendah.
Akal yang seharusnya memberikan manfaat kepada lingkungan, justru digunakan
oleh manusia untuk meraih ambisi dan keuntungan dengan berbagai cara, sehingga
terkadang harus merusak lingkungan sekitar, bahkan secara sengaja membunuh
orang lain.
Untuk itu, sebagai manusia hendaknya kita perlu merenungi kembali
makna Q.S At-Tin ayat 4. Memahami manusia untuk bisa mengemban amanat hidup di
dunia dengan akal dan hati nurani yang sempurna agar bisa menciptakan kedamaian
serta kemaslahatan, sehingga predikat manusia sebagai ciptaan dengan
sebaik-baik bentuk layak disandang oleh manusia. Wallahu A’lam Bisshowab
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda