Surat Cinta Untuk Kekasih Yang Masih Menjadi Misteri Ilahi
Teruntuk
Kekasihku Yang Masih Tertulis di Dalam Taqdir-Nya
Assalamu’alaikum
jodohku...
Bagaimana
kabarmu? Kuharap, kamu selalu dalam keadaan sehat dan berada dalam
lindungan-Nya.
Kutulis
surat ini sebagai ungkapan rasa syukur karena telah diberikan kesempatan untuk
menunggumu dalam jangka waktu 1 tahun, 2 tahun, ataupun lebih dari itu. Di
waktu menunggu, segala curahan doa teruntai ke langit, berharap suatu saat bisa
menggenggam tanganmu seiring lafadz-lafadz suci akad pernikahan terlantun dari
lisanku, menuai janji mulia antara aku, kamu, dan Rabb Yang Maha Mencintai.
Masa
menunggu atau masa penantian bukan semata-mata berimajinasi tentang, “Kapan
kita bertemu?”, “Kapan kita hidup bersama?”, “Kapan kita mengarungi bahtera
rumah tangga?” atau pertanyaan lain yang hanya bisa dilamunkan dalam
bayang-bayang semu. Ketahuilah jodohku, masa penantian merupakan suatu
kesampatan antara aku dan kamu untuk sama-sama memantaskan diri dalam
ridha-Nya. Jodoh ibarat cermin, ketika aku bercermin maka yang tampak pada
cermin adalah wajahmu. Begitu pula sebaliknya, ketika kamu bercermin, maka yang tampak adalah wajahku. Artinya,
jodoh itu adalah jelmaan diri sendiri. Apabila aku orang baik, maka kamu adalah
orang baik pula, namun apabila aku pria berhati busuk, maka kamu juga wanita
berhati busuk. Jika aku beriman kepada ayat-ayat-Nya, maka tentunya kamu pun
termasuk orang yang beriman, tetapi jika aku merupakan pendusta ayat-ayat-Nya,
maka tentunya kamu juga termasuk dari golongan itu.
Saat
kita sama-sama berada dalam masa suci penantian, janganlah sekali-kali kamu
campuri masa penantian dengan racun-racun hawa nafsu yang berasal dari syaitan.
Jujur, aku merasa khawatir dan takut dengan berbagai macam fenomena yang
terjadi saat ini. Atas nama cinta, para remaja baik laki-laki maupun perempuan
rela menggadaikan kesuciannya. Atas nama kasih sayang, mereka melanggar segala
norma yang telah difirmankan oleh Tuhan. Mereka terbelenggu oleh hawa nafsu
syaitan dan terjebak oleh kenikmatan semu yang menyesatkan. Kenikmatan itu
sejatinya tak akan membawa mereka pada kebahagiaan, justru mereka akan
mendapatkan keresahan dan ketakutan yang bisa membawa pada malapetaka baik itu di
dunia maupun di akherat.
Wahai
jodohku yang masih menjadi misteri Ilahi. Dalam firman Tuhan yang suci, jodoh
diibaratkan sebagai pakaian. Pakaian akan melindungi pemakainya dari sengatan
panas mentari. Begitu juga ketika aku dan kamu telah menjadi satu setelah
melepas masa penantian panjang, maka kita akan sama-sama melidungi dari
berbagai ancaman yang membuat retaknya jalinan cinta. Karena itu, bersiaplah untuk menjadi
pelindung yang baik dengan cara berusaha melindungi diri dari fitnah-fitnah
hina manusia.
Saat
akad suci terucap dari mulutku, maka kamu akan menjadi penghias diriku. Setiap
gerak-gerikmu adalah keindahan bagiku. Setiap tarikan nafasmu adalah serpihan
kegembiraan bagiku. Maka, jagalah keindahan dirimu dengan basuhan
kalimat-kalimat suci yang diturunkan oleh-Nya.
Jiwamu
adalah kemuliaan bagiku. Kelak muliakanlah aku dengan lembutnya suaramu, hiasi
hariku dengan akhlak karimah yang kamu miliki. Maka, janganlah kamu taruhkan
kemuliaanmu dengan senda gurau yang tak perlu. Jagalah kemulian dirimu dengan
mendekatkan diri kepada-Nya.
Kamu
adalah simbol keagungan bagi setiap denyut jantungku. Kamu yang akan membawaku
ke dalam sangkar keabadian surga-Nya. Karena itu, kuatkan imanku ketika diri
ini dipenuhi dengan gundukan kesombongan yang dapat merendahkan makhluk-Nya,
sekaligus merasa tinggi dihadapan Dzat Maha Pencipta. Mulai detik ini,
bangunlah ketaqwaan agar selalu merasa rendah hati kepada setiap makhluk yang
berada di alam semesta, dan pasrah ketika
memandang keharibaan-Nya.
Wahai
jodohku yang masih dalam genggaman-Nya. Mari kita persiapkan semuanya untuk
menyambut pertemuan di masa mendatang. Yakinlah bahwa pertemuan kita ada karena
restu-Nya, dan janganlah sekali-kali beranggapan bahwa pertemuan ini terjadi
karena usaha dan ihtiar semata. Semua dipertemukan oleh-Nya, dan semua akan
berpisah karena-Nya. Karena itu, luruskan niat bahwa inti pertemuan kita
merupakan perjumpaan mulia demi memperoleh tempat mulia disisi-Nya.
Pesan
terakhir untukmu wahai jodohku. Apabila suatu saat nanti kita tidak dapat
bertemu di dunia ini karena telah di panggil oleh-Nya, maka janganlah kamu
merasa risau, yakinlah bahwa di akherat kelak kita akan bertemu dan berjodoh
disana. Pegang teguhlah hidupmu di atas keimanan dan ketaqwaan. Lekatkanlah
hati, akal, serta ragamu dengan untaian syariat. Jangan sekali-kali kamu melepaskannya,
jika hal itu kamu lakukan niscaya hidupmu akan bahagia, bila tidak di dunia
maka di akherat kelak.
Sampai
bertemu jodohku...
Insya
Allah kita akan bertemu di waktu dan tempat yang tepat dengan balutan syariat...
Yang
Mencintaimu Atas Ridha-Nya:
Abdullah
bin Abdullah
Yogyakarta,
7 Agutus 2018
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda