Minggu, 19 Agustus 2018

Surat Cinta Untuk Kekasih Yang Masih Menjadi Misteri Ilahi


Teruntuk Kekasihku Yang Masih Tertulis di Dalam Taqdir-Nya
Assalamu’alaikum jodohku...
Bagaimana kabarmu? Kuharap, kamu selalu dalam keadaan sehat dan berada dalam lindungan-Nya.
Kutulis surat ini sebagai ungkapan rasa syukur karena telah diberikan kesempatan untuk menunggumu dalam jangka waktu 1 tahun, 2 tahun, ataupun lebih dari itu. Di waktu menunggu, segala curahan doa teruntai ke langit, berharap suatu saat bisa menggenggam tanganmu seiring lafadz-lafadz suci akad pernikahan terlantun dari lisanku, menuai janji mulia antara aku, kamu, dan Rabb Yang Maha Mencintai.
Masa menunggu atau masa penantian bukan semata-mata berimajinasi tentang, “Kapan kita bertemu?”, “Kapan kita hidup bersama?”, “Kapan kita mengarungi bahtera rumah tangga?” atau pertanyaan lain yang hanya bisa dilamunkan dalam bayang-bayang semu. Ketahuilah jodohku, masa penantian merupakan suatu kesampatan antara aku dan kamu untuk sama-sama memantaskan diri dalam ridha-Nya. Jodoh ibarat cermin, ketika aku bercermin maka yang tampak pada cermin adalah wajahmu. Begitu pula sebaliknya, ketika kamu bercermin,  maka yang tampak adalah wajahku. Artinya, jodoh itu adalah jelmaan diri sendiri. Apabila aku orang baik, maka kamu adalah orang baik pula, namun apabila aku pria berhati busuk, maka kamu juga wanita berhati busuk. Jika aku beriman kepada ayat-ayat-Nya, maka tentunya kamu pun termasuk orang yang beriman, tetapi jika aku merupakan pendusta ayat-ayat-Nya, maka tentunya kamu juga termasuk dari golongan itu.
Saat kita sama-sama berada dalam masa suci penantian, janganlah sekali-kali kamu campuri masa penantian dengan racun-racun hawa nafsu yang berasal dari syaitan. Jujur, aku merasa khawatir dan takut dengan berbagai macam fenomena yang terjadi saat ini. Atas nama cinta, para remaja baik laki-laki maupun perempuan rela menggadaikan kesuciannya. Atas nama kasih sayang, mereka melanggar segala norma yang telah difirmankan oleh Tuhan. Mereka terbelenggu oleh hawa nafsu syaitan dan terjebak oleh kenikmatan semu yang menyesatkan. Kenikmatan itu sejatinya tak akan membawa mereka pada kebahagiaan, justru mereka akan mendapatkan keresahan dan ketakutan yang bisa membawa pada malapetaka baik itu di dunia maupun di akherat.
Wahai jodohku yang masih menjadi misteri Ilahi. Dalam firman Tuhan yang suci, jodoh diibaratkan sebagai pakaian. Pakaian akan melindungi pemakainya dari sengatan panas mentari. Begitu juga ketika aku dan kamu telah menjadi satu setelah melepas masa penantian panjang, maka kita akan sama-sama melidungi dari berbagai ancaman yang membuat retaknya jalinan cinta.  Karena itu, bersiaplah untuk menjadi pelindung yang baik dengan cara berusaha melindungi diri dari fitnah-fitnah hina manusia.
Saat akad suci terucap dari mulutku, maka kamu akan menjadi penghias diriku. Setiap gerak-gerikmu adalah keindahan bagiku. Setiap tarikan nafasmu adalah serpihan kegembiraan bagiku. Maka, jagalah keindahan dirimu dengan basuhan kalimat-kalimat suci yang diturunkan oleh-Nya.
Jiwamu adalah kemuliaan bagiku. Kelak muliakanlah aku dengan lembutnya suaramu, hiasi hariku dengan akhlak karimah yang kamu miliki. Maka, janganlah kamu taruhkan kemuliaanmu dengan senda gurau yang tak perlu. Jagalah kemulian dirimu dengan mendekatkan diri kepada-Nya.
Kamu adalah simbol keagungan bagi setiap denyut jantungku. Kamu yang akan membawaku ke dalam sangkar keabadian surga-Nya. Karena itu, kuatkan imanku ketika diri ini dipenuhi dengan gundukan kesombongan yang dapat merendahkan makhluk-Nya, sekaligus merasa tinggi dihadapan Dzat Maha Pencipta. Mulai detik ini, bangunlah ketaqwaan agar selalu merasa rendah hati kepada setiap makhluk yang berada di alam semesta, dan pasrah  ketika memandang keharibaan-Nya.
Wahai jodohku yang masih dalam genggaman-Nya. Mari kita persiapkan semuanya untuk menyambut pertemuan di masa mendatang. Yakinlah bahwa pertemuan kita ada karena restu-Nya, dan janganlah sekali-kali beranggapan bahwa pertemuan ini terjadi karena usaha dan ihtiar semata. Semua dipertemukan oleh-Nya, dan semua akan berpisah karena-Nya. Karena itu, luruskan niat bahwa inti pertemuan kita merupakan perjumpaan mulia demi memperoleh tempat mulia disisi-Nya.
Pesan terakhir untukmu wahai jodohku. Apabila suatu saat nanti kita tidak dapat bertemu di dunia ini karena telah di panggil oleh-Nya, maka janganlah kamu merasa risau, yakinlah bahwa di akherat kelak kita akan bertemu dan berjodoh disana. Pegang teguhlah hidupmu di atas keimanan dan ketaqwaan. Lekatkanlah hati, akal, serta ragamu dengan untaian syariat. Jangan sekali-kali kamu melepaskannya, jika hal itu kamu lakukan niscaya hidupmu akan bahagia, bila tidak di dunia maka di akherat kelak.
Sampai bertemu jodohku...
Insya Allah kita akan bertemu di waktu dan tempat yang tepat dengan balutan syariat... 

Yang Mencintaimu Atas Ridha-Nya:
Abdullah bin Abdullah
                                                                                                Yogyakarta, 7 Agutus 2018

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda