Memimpin Perubahan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Kepemimpinan
Secara etimologi, kepemimpinan berasal dari bahasa inggris yaitu lead
(memipin), leader (pemimpin), dan leadership (kepemimpinan).
Sedangkan pengertian kepemimpinan secara terminologi adalah suatu
kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar bekerja sama menuju kepada suatu
tujuan tertentu yang diinginkan bersama, atau dengan pengertian lain bahwa
kepemimpinan adalah seni kemampuan menggerakkan atau mengendalikan dalam
organisasi agar perilaku mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan oleh
pemimpin organisasi.
B.
Korelasi antara Kepemimpinan, Pembangunan, dan Perubahan
Berdasarkan pemaparan diatas, jelaslah bahwa
inti dari kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi orang lain agar mereka
bisa melaksanakan apa yang diinginkan dan dicita-citakan bersama. Salah satu
tujuan dari kepemimpinan adalah perubahan dari sesuatu yang baik ke sesuatu yang lebih baik lagi, dan
juga tidak luput didalamnya ialah pembangunan.
Hakikat pembangunan adalah rangkaian upaya perkembangan dan
perubahan yang dilangsungkan secara sadar, sengaja, berencana, dan bertujuan
oleh satu kelompok manusia (orang, suku, rakyat, bangsa, dan negara) menuju
pada modernitas dan taraf kehidupan yang lebih tinggi.[1]
Administrator pembangunan
bertugas melakukan rentetan usaha-bersama dengan rakyat atau masyarakat dalam
iklim yang demokratis-untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan tata kehidupan
serta sarana kehidupan; demi pencapaian
kesejahteraan, kebaikan, serta keadilan yang lebih merata. Sedangkan
seseorang-sosio teknokrat, dalam tugas-tugasnya mengelola aspek-aspek teknis
dan administratif, harus mahir pula membimbing-membangun manusia.[2]
Adapun perubahan yang dimaksud yaitu perubahan sosial, politik,
ekonomi, keamanan, dan berbagai perubahan lain yang mungkin timbul.[3]
Oleh karena itu, korelasi antara kepemimpinan, perubahan, dan
pembangunan terletak pada tujuan yang telah disepakati oleh individu-individu
yang ada pada suatu organisasi.
C.
Pendidikan Perekrutan Kepemimpinan dan Pembinaan Kepemimpinan
Sehubungan dengan usaha-usaha pembangunan itu diperlukan sekali
pendidikan perekrutan dan pembinaan kepemimpinan.[4]
Pendidikan perekrutan kepemimpinan adalah usaha yang disadari,
terencana, sistematis, dan bertujuan untuk menumbuhkan keterampilan sosial dan
kemahiran teknis yang diperlukan bagi para (calon) pemimpin.[5]
Pembinaan kepemimpinan ialah
usaha yang dilakukan secara sistematis dan bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, kemahiran teknis, keterampilan sosial, sikap, dan tingkah laku
pemimpin melalui pendidikan, latihan dan berbagai penugasan, untuk tujuan
teknis-administratif-sosial tertentu.[6]
Dalam proses administrasi negara, khususnya dalam usaha pembangunan
nasional, pemimpin formal sebagai alat negara harus sanggup melancarkan
jalannya administrasi secara maksimal. Sedangkan dalam proses teknis dan
sosial, dia harus mampu menjalankan tugas-tugas sosio-teknis yang berkaitan
dengan pembangunan manusia. Yaitu berkaitan dengan semua peralatan, sarana, dan
pembinaan segenap bakat serta potensi manusianya, yang digerakkan demi tugas
pembangunan bangsa.[7]
D.
Pembagian Kemahiran atau Kemampuan Teknis dalam Membangun Perubahan
Kemahiran atau kemampuan teknis menurut Willian R. Tracy dalam
bukunya Managing Training and Development dibagi dalam tiga jenis
kemampuan/skill, yaitu:[8]
1.
Technical
skill:
a.
Semua
kecakapan/keahlian dalam keterampilan khusus, terutama yang memerlukan metode, proses,
prosedur, dan teknik.
b.
Kecakapan
teknis yang memerlukan pengetahuan khusus, kecakapan menganalisis, penggunaan
alat-alat, teknik-teknik yang memerlukan disiplin khusus dan barang-barang.
c.
Kecakapan
teknis yang berkitan dengan tugas-tugas khusus.
2.
Human
skill:
a.
Kemampuan
berkomunikasi dan bekerja sama secara efektif dalam suatu kelompok.
b.
Kemampuan
menciptakan kerja sama yang baik dalam usaha bersama; menekankan kemampuan
bekerja dengan orang-orang lain.
c.
Kemampuan
menciptakan situasi lingkungan yang aman, dengan iklim saling mempercayai,
terbuka dan saling menghormati.
3.
Conseptual skill:
a.
Kemampuan
pempin untuk melihat organisasi dan setiap permasalahan sebagai satu
keseluruhan.
b.
Kemampuan
untuk mengkoordinasikan seluruh rentetan kegiatan, keinginan, dan kepentingan
perorangan serta kelompok, dalam kerangka pencapaian tujuan organisasi; juga
menyusun konsep-konsep tertentu.
Sehubungan
dengan pelaksanaan pembinaan kepemimpinan di pusat-pusat pendidikan dan
latihan, perlu diperhatikan beberapa hal dibawah ini:[9]
1.
Tujuan
jelas yang ingin dicapai, yaitu macam kepemimpinan bagaimana yang
dinginkan/untuk sektor-sektor kegiatan tertentu; dan berapa orang yang
dibutuhkan.
2.
Perincian
kebutuhan-kebutuhan materiil dan personil, sarana, serta prasarana pendidikan
dan latihan.
3.
Program
pendidikan dan latihan yang menarik bagi pengikut dan relevan dalam hal materi,
metodologi, metode penyampaian, proses mengajar-belajar, sarana, dana, dan
rentang waktu.
4.
Kesempatan
mengunjungi tempat-tempat bersejarah, pusat-pusat teknologi, sentra kebudayaan,
pemerintahan dan sebagainya (karyawisata).
5.
Menambah
pengalaman melalui diskusi-diskusi dalam sindikat-sindikat, case study, “konfrensi”
dan permainan peranan atau role playing. Jika mungkin, para peserta
diberi sesmpatan untuk mengikuti diskusi dan seminar pada taraf regional,
nasional, dan internasional.
6.
Penugasan
oleh lembaga untuk membuat laporan dari survei lapangan, paper atau
kertas keja, makalah dan lain-lain.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda