Realistis dan Idealis
Kebanyakan orang mempermasalahkan sesuatu yang idealis haruslah realistis, padahal tidak semua yang idealis itu realistis, dan tidak semua yang realistis itu idealis. Untuk memperinci dua hal ini, kita misalkan tentang impian yang ingin dicapai oleh seseorang. Ada seseorang miskin yang ingin menjadi dokter bedah, dia sudah punya modal kecerdasan otak, tapi terkendala masalah biaya. Ini merupakan konflik antara idealis dan realistis. Jika seseorang yang bermimpi ingin mencapai kenginannya maka harus memegang prinsip yang ingin dicapai dari dulu, dan jangan selalu tertuju pada keadaan yang ada pada dirinya.
Banyak orang yang justru pesimis terhadap apa yang mereka cita-citakan karena tidak sesuia dengan keadaan mereka, baik itu karena terpengaruh apa yang ada di dalam hatinya (interen) atau pun bisa juga ada pihak dari luar yang sengaja atau tidak sengaja menurunkan semangat orang lain, sehingga ia menghilangkan idealismenya yang sudah dibangun. Memang raelistis itu penting, tapi sepanjang tidak menurunkan motivasi dan niat yang sudah tertanam kokoh dalam jiwa. Sebenarnya fungsi dari berfikir idealis itu untuk memberi semangat pada diri sendiri agar menempuh proses/cara agar apa yang difikirkan itu tercapai, serta apabila berhasil maka apa yang dinginkan bisa tercapai, jika tidak tercapai, minimal bagian pokok yang diinginkan bisa tercapai.
Seperti yang tertera dalam filosofi: "Mimpi yang tinggi itu hanya omong kosong apabila tidak dibarengi usaha, tetapi bekerja tanpa mimpi yang tinggi ibarat berjalan tanpa arah"
Maka sebagai kesimpulan, tidak ada yang perlu ditakuti untuk bermimpi setingi-tingginya dan seideal-idealnya, karena dari mimpi itulah sekecil apa pun dan selemah apa pun manusia bisa hidup di dunia. Mungkin pada saat ini, seseorang belum dapat manfaat dari mimpi yang dia tanam, tapi kelak dia akan merasakan mimpi yang dia bangun.
Itu hanyalah gambaran sekilas antara realistis dan idealis, dan masih banyak hal yang bisa dikaitkan dengan dua hal tersebut.
"Bermimpilah, niscaya Tuhan akan memeluk mimpi itu" (Aray sang pemimpi"