Islam Agama Yang Benar
Islam adalah agama samawi yang berasal dari Allah, dan agama lain adalah agama bumi yang diciptakan oleh manusia melalui adat, budaya, dan kebiasaan penduduk setempat. Banyak muslim yang tidak menyadari bahwa islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah sebagai kebaikan bagi seluruh manusia yang hidup di bumi ini, sehingga banyak orang yang menolak agama ini, bahkan mencacinya. Sesungguhnya mereka belum bisa memahami Surat Ali Imran ayat 19 yang berbunyi:
“Sesungguhnya agama (yang haq) di sisi Allah adalah Islam.” (QS. Ali Imron 19)
Jelaslah bagi kita, hanya agama islam yang diterima oleh Allah sedangkan agama selain islam adalah batil dan tidak akan bisa diterima oleh Allah. Semua perbuatan baik yang dilakukan oleh semua orang yang tidak beragama islam semuanya tidak akan diterima oleh Allah dan semua amalannya tertolak.
"Dan barang siapa yang mencari agama selain agama islam, maka kelak diakherat ia termasuk golongan orang-orang yang merugi" (QS.....)
Perumpamaan mudah bagi dalil ini adalah, apabila ada orang islam yang bersedeqah hanya Rp 10.000,-, kemudian ada orang non muslim yang bersedeqah Rp 1000.000,- maka berdasarkan petunjuk dari dalil ini perbuatan yang diterima oleh Allah adalah infaq yang diberikan oleh orang muslim, walaupun yang diinfaqkan lebih sedikit dari pada yang diinfaqkan oleh orang non muslim. Infaq yang dikeluarkan oleh orang muslim diterima oleh Allah karena ia sudah mengucapkan dua kalimat syahadat (beragama islam), sehingga apa yang ia perbuat dicatat oleh Allah sebagai suatu amalan.
Infaq yang dikeluarkan oleh orang non muslim tidak dicatat sebagai suatu amalan karena ia belum mengucapkan dua kalimat syahadat, maka sebanyak dan sebesar apa pun amalan yang ia perbuat tidak ada artinya di sisi Allah.
Sesuai hadist nabi, siapa yang mengucapkan dua kalimat syahadat maka surga dibuka lebar-lebar baginya sekalipun ia adalah orang yang suka melakukan perbuatan jahat (fasiq).
"Barang siapa yang mengatakan tiada Tuhan selain Allah, maka masuklah ia kedalam surga" (Hadist Nabi)
Jelas pula bagi semua manusia, tidak ada agama yang sempurna kecuali agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai penyempurna dan penutup Nabi-Nabi sebelumnya, sebagaimana yang tertera dalam QS Al-Maidah ayat 3 yang berbunyi:
Ibnu Katsir berkata, “Ini adalah nikmat terbesar dari berbagai
nikmat yang Allah berikan kepada umat ini. Yaitu Allah telah
menyempurnakan untuk mereka agama mereka, sehingga mereka tidak
membutuhkan agama yang lain dan juga tidak membutuhkan nabi selain nabi
mereka, Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena
itulah, Allah menjadikan beliau sebagai penutup para nabi dan
menjadikannya pula sebagai nabi yang diutus kepada seluruh manusia dan
jin. Maka tidak ada yang halal melainkan apa yang dihalalkannya dan
tidak ada yang haram selain apa yang diharamkannya serta tidak ada
agama yang benar kecuali agama yang disyari’atkannya.”
Dari pernyataan Ibnu Katsir tersebut dapat diambil hikmah, bahwa setiap
orang yang menginginkan surga haruslah mengucapakan dua kalimat syahadat
dengan bermodal keyakinan, dan megamalkan ajaran agama islam dengan
baik dengan cara masuk islam secara kaffah, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah:
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan" (QS al-Baqarah: 208).
Islam bukanlah agama yang memaksa, tidak pernah ada paksaan dalam beragama islam. Setiap orang boleh memilih agamanya sesuai apa yang diyakini, tetapi jika seseorang yang telah masuk kedalam agama islam, ia wajib melaksanakan seluruh perbuatan yang diperintahkan oleh Allah SWT seperti shalat, zakat, puasa, dan haji. Barang siapa yang mengingkari kewajiban tersebut, maka ia termasuk bagian dari orang yang kafir.
Tidak ada paksaan untuk agama... (QS Al Baqarah: 256)
Atas dasar itu, marilah kita senantiasa meperbanyak amalan yang telah diperintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi perbuatan yang dilarang oleh Nya, karena menurut Quraisy Shihab dalam buku tafsir yang ditulisnya (Al-Misbah) dikatakan bahwa apa yang diperintahkan Allah pasti bermanfaat bagi hambanya, dan apa yang dilarang bagi hambanya pasti berbahaya bagi hambanya.